SPLASH (RENANG)
Sejarah Renang – olahraga bisa dikategorikan sebagai salah satu olahraga yang disukai oleh banyak orang, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Renang disukai karena dapat menjadi media pelatihan sistem pernafasan.
Renang sendiri dapat dipahami sebagai salah satu cabang olahraga yang menggunakan kecepatan tangan dan kaki pada saat berada di dalam permukaan air. Maka dari itu, olahraga renang masuk kategori sebagai cabang olahraga akuatik.
Sejarah Renang di Dunia
Sejarah renang sendiri mulai diketahui pada saat zaman prasejarah. Bukti tersebut didasarkan pada sebuah penemuan sebuah lukisan tentang olahraga renang yang sudah ada pada zaman batu atau sekitar 10.000 tahun yang lalu. Selain itu, bukti arkeologis juga menunjukkan bahwa olahraga renang telah dipraktekkan sejak 2500 SM di Mesir hingga berlanjut di peradaban Asyur, Yunani, dan Romawi.
Dalam perkembangannya, sejarah renang modern awalnya hanya digunakan sebagai kegiatan yang termasuk golongan rekreasi. Namun, pada sekitar tahun 1830-an di Inggris, diselenggarakan sebuah kompetisi renang. Sebelum itu, pada tahun 1828 dibuka sebuah tempat pemandian yang bernama St. George untuk umum sekaligus sebagai tempat untuk berenang.
Dikutip dari BBC, olahraga renang diciptakan oleh seorang bernama Matthew Webb. Pada tahun 1875, Kapten Matthew Webb untuk kali pertama memperkenalkan olahraga renang kepada masyarakat dunia.
Sejarah renang di Indonesia pertama kali diketahui pada tahun 1904. Namun, pada saat itu olahraga renang hanya dilakukan oleh orang-orang kulit putih atau bangsa Belanda dan orang-orang berada saja.
Perkembangan olahraga renang mulai dapat dilihat pada saat didirikannya perkumpulan renang Bandungsche Zwembond atau bisa juga disebut Perserikatan Renang Bandung pada tahun 1917. Setahun berselang, perkumpulan renang Indonesia ini menjadi bertambah luas, yaitu mulai dibentuknya Perserikatan Berenang Jawa Barat atau West Java Zwembond didirikan.
Olahraga renang di Indonesia semakin mengalami perkembangan yang sangat pesat yakni pada saat masuk sebagai anggota PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia). PORI ini sendiri merupakan organisasi yang kita kenal sekarang sebagai KOI (Komite Olimpiade Indonesia).
Tidak berhenti di situ, kiprah PBSI berlanjut hingga diterima sebagai anggota FINA dan IOC pada tahun 1952. Dengan diterimanya Indonesia sebagai anggota dari FINA dan IOC, maka Indonesia berhak mengirimkan atlet renangnya untuk berlomba di Olimpiade Helsinki 1952.
Keberhasilan mengirim atlet renang untuk tampil di ajang olahraga internasional, PBSI pun mengadakan kongres keempatnya pada tahun 1957. Kongres keempat tersebut menghasilkan sebuah kesepakatan bahwa kata “Persatuan” dalam PBSI diubah menjadi “Perserikatan”. Kemudian, pada kongres yang kelimanya, PBSI berhasil memilih anggota kepengurusannya yang baru.
Selain pemilihan anggota kepengurusan yang baru, kongres kelima juga memutuskan pengubahan nama Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia (PBSI) menjadi Perserikatan Renang Seluruh Indonesia (PRSI).
Pengubahan nama itu sendiri berdasarkan pertimbangan adanya dua organisasi olahraga di Indonesia yang memiliki nama sama, yaitu PBSI (renang) dan PBSI (bulu tangkis). PRSI pun menjadi nama yang digunakan hingga saat ini sebagai induk olahraga renang di Indonesia.
Source: gramedia.com/literasi/sejarahrenang